Selasa, 23 Juni 2009

Sang Anak "Ajaib"



Muallaf Agnes
“Papah, Mamah, Rio Tunggu di Pintu Surga!”
Agnes adalah sosok wanita Katolik taat. Setiap malam, ia beserta keluarganya rutin berdoa bersama. Bahkan, saking taatnya, saat Agnes dilamar Martono, kekasihnya yang beragama Islam, dengan tegas ia mengatakan “Saya lebih mencintai Yesus Kristus dari pada manusia!”

Ketegasan prinsip Katolik yang dipegang wanita itu menggoyahkan Iman Martono yang muslim, namun jarang melakukan ibadah sebagaimana layaknya orang beragama Islam. Martono pun masuk Katolik, sekedar untuk bisa menikahi Agnes. Tepat tanggal 17 Oktober 1982, mereka melaksanakan pernikahan di Gereja Ignatius, Magelang, Jawa Tengah.

Usai menikah, lalu menyelesaikan kuliahnya di Jogjakarta, Agnes beserta sang suami berangkat ke Bandung, kemudian menetap di salah satu kompleks perumahan di wilayah Timur kota kembang. Kebahagiaan terasa lengkap menghiasi kehidupan keluarga ini dengan kehadiran tiga makhluk kecil buah hati mereka, yakni: Adi, Icha dan Rio.

Di lingkungan barunya, Agnes terlibat aktif sebagai jemaat Gereja Suryalaya, Buah Batu, Bandung. Demikan pula Martono, sang suami. Selain juga aktif di Gereja, Martono saat itu menduduki jabatan penting, sebagai kepala Divisi Properti PT Telkom Cisanggarung, Bandung.

Karena Ketaatan mereka memegang iman Katolik, pasangan ini bersama beberapa sahabat se-iman, sengaja mengumpulkan dana dari tetangga sekitar yang beragama Katolik. Mereka pun berhasil membeli sebuah rumah yang 'disulap' menjadi tempat ibadah (Gereja,red).

Uniknya, meski sudah menjadi pemeluk ajaran Katolik, Martono tak melupakan kedua orangtuanya yang beragama Islam. Sebagai manifestasi bakti dan cinta pasangan ini, mereka memberangkatkan ayahanda dan ibundanya Martono ke Mekkah, untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.

Hidup harmonis dan berkecukupan mewarnai sekian waktu hari-hari keluarga ini. Sampai satu ketika, kegelisahan menggoncang keduanya. Syahdan, saat itu, Rio, si bungsu yang sangat mereka sayangi jatuh sakit. Panas suhu badan yang tak kunjung reda, membuat mereka segera melarikan Rio ke salah satu rumah sakit Kristen terkenal di wilayah utara Bandung.

Di rumah sakit, usai dilakukan diagnosa, dokter yang menangani saat itu mengatakan bahwa Rio mengalami kelelahan. Akan tetapi Agnes masih saja gelisah dan takut dengan kondisi anak kesayangannya yang tak kunjung membaik.

Saat dipindahkan ke ruangan ICU, Rio, yang masih terkulai lemah, meminta Martono, sang ayah, untuk memanggil ibundanya yang tengah berada di luar ruangan. Martono pun keluar ruangan untuk memberitahu Agnes ihwal permintaan putra bungsunya itu.
Namun, Agnes tak mau masuk ke dalam. Ia hanya mengatakan pada Martono, ”Saya sudah tahu.” Itu saja.

Martono heran. Ia pun kembali masuk ke ruangan dengan rasa penasaran yang masih menggelayut dalam benak. Di dalam, Rio berucap, “Tapi udahlah, Papah aja, tidak apa-apa. Pah hidup ini hanya 1 centi. Di sana nggak ada batasnya.”

Sontak, rasa takjub menyergap Martono. Ucapan bocah mungil buah hatinya yang tengah terbaring lemah itu sungguh mengejutkan. Nasehat kebaikan keluar dari mulutnya seperti orang dewasa yang mengerti agama.
Hingga sore menjelang, Rio kembali berujar, “Pah, Rio mau pulang!”
“Ya, kalau sudah sembuh nanti, kamu boleh pulang sama Papa dan Mama,” jawab Martono. “Ngga, saya mau pulang sekarang. Papah, Mamah, Rio tunggu di pintu surga!” begitu, ucap Rio, setengah memaksa.

Belum hilang keterkejutan Martono, tiba-tiba ia mendengar bisikan yang meminta dia untuk membimbing membacakan syahadat kepada anaknya. Ia kaget dan bingung. Tapi perlahan Rio dituntun sang ayah, Martono, membaca syahadat, hingga kedua mata anak bungsunya itu berlinang. Martono hafal syahadat, karena sebelumnya adalah seorang Muslim.

Tak lama setelah itu bisikan kedua terdengar, bahwa setelah Adzan maghrib Rio akan dipanggil sang Pencipta. Meski tambah terkejut, mendengar bisikan itu, Martono pasrah. Benar saja, 27 Juli 1999, persis saat sayup-sayup Adzan maghrib, berkumandang Rio menghembuskan nafas terakhirnya.

Tiba jenazah Rio di rumah duka, peristiwa aneh lagi-lagi terjadi. Agnes yang masih sedih waktu itu seakan melihat Rio menghampirinya dan berkata, “Mah saya tidak mau pakai baju jas mau minta dibalut kain putih aja.” Saran dari seorang pelayat Muslim, bahwa itu adalah pertanda Rio ingin dishalatkan sebagaimana seorang Muslim yang baru meninggal.

Setelah melalui diskusi dan perdebatan diantara keluarga, jenazah Rio kemudian dibalut pakaian, celana dan sepatu yang serba putih kemudian dishalatkan. Namun, karena banyak pendapat dari keluarga yang tetap harus dimakamkan secara Katolik, jenazah Rio pun akhirnya dimakamkan di Kerkov. Sebuah tempat pemakaman khusus Katolik, di Cimahi, Bandung.

Sepeninggal Rio
Sepeninggal anaknya, Agnes sering berdiam diri. Satu hari, ia mendengar bisikan ghaib tentang rumah dan mobil. Bisikan itu berucap, “Rumah adalah rumah Tuhan dan mobil adalah kendaraan menuju Tuhan.” Pada saat itu juga Agnes langsung teringat ucapan mendiang Rio semasa TK dulu, ”Mah, Mbok Atik nanti mau saya belikan rumah dan mobil!” Mbok Atik adalah seorang muslimah yang bertugas merawat Rio di rumah. Saat itu Agnes menimpali celoteh si bungsu sambil tersenyum, “Kok Mamah ga dikasih?” “Mamah kan nanti punya sendiri” jawab Rio, singkat.

Entah mengapa, setelah mendengar bisikan itu, Agnes meminta suaminya untuk mengecek ongkos haji waktu itu. Setelah dicek, dana yang dibutuhkan Rp. 17.850.000. Dan yang lebih mengherankan, ketika uang duka dibuka, ternyata jumlah totalnya persis senilai Rp 17.850.000, tidak lebih atau kurang sesenpun. Hal ini diartikan Agnes sebagai amanat dari Rio untuk menghajikan Mbok Atik, wanita yang sehari-hari merawat Rio di rumah.

Singkat cerita, di tanah suci, Mekkah, Mbok Atik menghubungi Agnes via telepon. Sambil menangis ia menceritakan bahwa di Mekkah ia bertemu Rio. Si bungsu yang baru saja meninggalkan alam dunia itu berpesan, “Kepergian Rio tak usah terlalu dipikirkan. Rio sangat bahagia disini. Kalo Mama kangen, berdoa saja.”

Namun, pesan itu tak lantas membuat sang Ibunda tenang. Bahkan Agnes mengalami depresi cukup berat, hingga harus mendapatkan bimbingan dari seorang Psikolog selama 6 bulan.

Satu malam saat tertidur, Agnes dibangunkan oleh suara pria yang berkata, “Buka Alquran surat Yunus!”. Namun, setelah mencari tahu tentang surat Yunus, tak ada seorang pun temannya yang beragama Islam mengerti kandungan makna di dalamnya. Bahkan setelah mendapatkan Alquran dari sepupunya, dan membacanya berulang-ulang pun, Agnes tetap tak mendapat jawaban.

“Mau Tuhan apa sih?!” protesnya setengah berteriak, sembari menangis tersungkur ke lantai. Dinginnya lantai membuat hatinya berangsur tenang, dan spontan berucap “Astaghfirullah.” Tak lama kemudian, akhirnya Agnes menemukan jawabannya sendiri di surat Yunus ayat 49: “Katakan tiap-tiap umat mempunyai ajal. Jika datang ajal, maka mereka tidak dapat mengundurkannya dan tidak (pula) mendahulukannya”.

Beberapa kejadian aneh yang dialami sepeninggal Rio, membuat Agnes berusaha mempelajari Islam lewat beberapa buku. Hingga akhirnya wanita penganut Katolik taat ini berkata, “Ya Allah terimalah saya sebagai orang Islam, saya tidak mau di-Islamkan oleh orang lain!”.

Setelah memeluk Islam, Agnes secara sembunyi-sembunyi melakukan shalat. Sementara itu, Martono, suaminya, masih rajin pergi ke gereja. Setiap kali diajak ke gereja Agnes selalu menolak dengan berbagai alasan.

Sampai suatu malam, Martono terbangun karena mendengar isak tangis seorang perempuan. Ketika berusaha mencari sumber suara, betapa kagetnya Martono saat melihat istri tercintanya, Agnes, tengah bersujud dengan menggunakan jaket, celana panjang dan syal yang menutupi aurat tubuhnya.
“Lho kok Mamah shalat,” tanya Martono. “Maafkan saya, Pah. Saya duluan, Papah saya tinggalkan,” jawab Agnes lirih. Ia pasrah akan segala resiko yang harus ditanggung, bahkan perceraian sekalipun.

Martono pun Akhirnya Kembali ke Islam
Sejak keputusan sang istri memeluk Islam, Martono seperti berada di persimpangan. Satu hari, 17 Agustus 2000, Agnes mengantar Adi, putra pertamanya untuk mengikuti lomba Adzan yang diadakan panitia Agustus-an di lingkungan tempat mereka tinggal. Adi sendiri tiba-tiba tertarik untuk mengikuti lomba Adzan beberapa hari sebelumnya, meski ia masih Katolik dan berstatus sebagai pelajar di SMA Santa Maria, Bandung. Martono sebetulnya juga diajak ke arena perlombaan, namun menolak dengan alasan harus mengikuti upacara di kantor.

Di tempat lomba yang diikuti 33 peserta itu, Gangsa Raharjo, Psikolog Agnes, berpesan kepada Adi, “Niatkan suara adzan bukan hanya untuk orang yang ada di sekitarmu, tetapi niatkan untuk semesta alam!” ujarnya. Hasilnya, suara Adzan Adi yang lepas nan merdu, mengalun syahdu, mengundang keheningan dan kekhusyukan siapapun yang mendengar. Hingga bulir-bulir air mata pun mengalir tak terbendung, basahi pipi sang Ibunda tercinta yang larut dalam haru dan bahagia. Tak pelak, panitia pun menobatkan Adi sebagai juara pertama, menyisihkan 33 peserta lainnya.

Usai lomba Agnes dan Adi bersegera pulang. Tiba di rumah, kejutan lain tengah menanti mereka. Saat baru saja membuka pintu kamar, Agnes terkejut melihat Martono, sang suami, tengah melaksanakan shalat. Ia pun spontan terkulai lemah di hadapan suaminya itu. Selesai shalat, Martono langsung meraih sang istri dan mendekapnya erat. Sambil berderai air mata, ia berucap lirih, “Mah, sekarang Papah sudah masuk Islam.” Mengetahui hal itu, Adi dan Icha, putra-putri mereka pun mengikuti jejak ayah dan ibunya, memeluk Islam.

Perjalanan panjang yang sungguh mengharu biru. Keluarga ini pun akhirnya memulai babak baru sebagai penganut Muslim yang taat. Hingga kini, esok, dan sampai akhir zaman. Insya Allah. (M.Yasin/Alhikmah)


31 komentar:

Unknown mengatakan...

kisah yang sangat mengharukan

alihdaya media network mengatakan...

Subhanallah....

Unknown mengatakan...

sebetulnya kisahnya masih panjang dan menarik. bahkan kuburan Rio di Kerkov cimahi beberapa hari kemudian setelah dikubur nisannya yang berlambangkang salib hancur ditubruk domba. hal tersebut disampaikan penunggu kuburan kepada Bu Agnes dan Pa Martono. mendengar itu pak Martono tersenyum.
M.Yasin

RealVie mengatakan...

SUBHANALLAH....
KISAH PERJALANAN PANJANG YANG MENGHARUKAN....
SEMOGA IBU AGNES DAN PAK MARTONO SELALU DALAM LINDUNGAN ALLAH SWT.
DAN BISA SAMA2 MEMASUKI SYURGA BERSAMA2 RIO TERCINTA... AMIINNN...

buditrianto mengatakan...

Ceritanya luar biasa mas, mohon ijin saya kopas

rizqatjeh mengatakan...

kun fayakun....tak ada yg tak mungkin d dunia ini.
ALLAHU AKBAR!!!

Unknown mengatakan...

silakan pa budi

boecah mengatakan...

subhanallah... maha suci Allah ...

Azmibtg mengatakan...

Semoga dengan kisah kisah muallaf menambah keimananku/ kita yang sudah muslim dari kecil

diie'yhana borneo mengatakan...

kisah yang sangat bagus, sampai mmbuat ku sedih dan terharu.. ini akan menjadi pelajaran terbesarku dalam memandang islam dan Allah...
Allah hu akbar

ikhlas mengatakan...

Subhanallah........ air mata tak terbendung membaca tulisan ini....... menjadi bahan renungan.... begitu indahnya Allah memberikan hidayah kepada makhluknya........

Unknown mengatakan...

subhanallah..,jika Allah berkehendak tidak ada yng bisa menghalangi seseorang mendapat hidayah. Allah Maha Pengasih & Maha Penyayang. Mohon ijin copas ya mas..
mau saya posting ke http://www.ruangiklankita.blogspot.com

Anonim mengatakan...

allahu akbar,shollu alannabiyyil mukhtar,allahumma solli ala sayidina muhammad wa 'ala alihi wa sohbihi ajma'in

Yayun Riwinasti mengatakan...

subhanalloh....:)

deLima mengatakan...

manakala panggilan itu datang siapa yang bisa menghalangi...semoga kisah yang mengharukan ini bisa menjadi teladan kita semua.

Unknown mengatakan...

subhaanaAllah....bagaimana dengan kita yang lahir MUSLIM??????

Penebar Hikmah mengatakan...

SUBHANALLAH....itulah salah satu tanda-tanda Kebesaran Allah, dimana DIA memberi hidayah kepada siapa yg DIA Kehendaki...

Ijin kopas ya Mas Bro...

yeyen mengatakan...

Subhanallah.
air mata tak terbendung membaca tulisan ini.
Mohon izin share ya Pak.

bagus woro mengatakan...

ALLAH maha Besar...Subhanallah,mengharukan...dunia hanya 1 cm,disana tak terbatas...trims Rio ,InsyaALLAH..kau pasti disorga..dan keluargamu...akan mengikutinya...amin.

Akhi Blog mengatakan...

gua hampir nangis bacanya..
subahanallah....sangat menakjubkan..
semoga hamba termasuk orang-orang beruntung juga...
amin y allah..

MAZHAR mengatakan...

Ceritanya agak berlebihan dibeberapa bagian...terpengaruh cerita sufisme?.Wallahu'alam

didi mengatakan...

kapan ya Agnes Monica mendapat hidayah dari Allah SWT.
Insya Allah

kartubi mengatakan...

tERMASUK KELUARGA YANG BER UNTUNG...KADANG ORANG MUSLIM YG LAHIR SUDAH ISLAM TAK SEBERUNTUNG MEREKA (MENDAPAT HIDAYAH) MUNGKIN CONTOHNYA AKU... CUMA ISLAM KTP AJA....
ASTAHFIRULLOH......

Anonim mengatakan...

gan, kebetulan ane anggota gereja Suryalaya Bandung, dan ane kenal sekretariat disana.
dan ga ada tuh yang namanya Iman Martono dengan istri yang bernama Agnes baik di database lama maupun database baru.. :D
kenapa harus ngarang2 cerita sih gan?
takut yah dengan kenyataan statistik lapangan bahwa agama kristiani terus bertambah setiap harinya? :D
tenang aja kok gan, umat kristiani ga mementingkan kuantitas, alias jumlah umat mau sebesar apa. kami sudah puas menjadi agama terbesar di dunia, ga perlu menjadi yang terbesar di indonesia karena indonesia itu negara terkutuk dengan para pemimpinnya yang haus harta benda.
bagi kami, kualitas yang paling utama, tanpa harus mementingkan jumlah umat kami. :D

salam.

s4lam mengatakan...

hahaha paling databasenya dihapus....lagian kan ada fotonya tuh, langsung konfirmasi keorangnya dong ..mangkanya bro jangan masuk diblog islam kalo nggak mau nerima.....lagian jumlah umat islam dibarat malah bertambah banyak.....dan satu lagi bro kamu sudah menghina negara indonesia....ati2 kalo ngomong bro

Unknown mengatakan...

luar biasa sampe aku ikut terharu ga rasa netes air mata sungguh kuasa Allah SWT

M. W. Jaya mengatakan...

Ijin share mas

rff_99 mengatakan...

SUBHANALLAH yang telah memberikan Hidayah kepada makhluknya yeng IA pilih. Subhanallah Subhanallah Subhanallah.

Unknown mengatakan...

Tolong lah aku.......aku mau pindah agama kenasrani,,,,,,tapi carikan dulu kata2 yesus di dlm kitab injil yg mengatakan :,,,,,,yesus berkata,,,,,,sembahlah aku krn aku tuhanmu,,,,allahmu,,,,,,,please......help me

Hon Book Store mengatakan...

Terima kasih untuk kisahnya. Salam kenal.

Silahkan dapatkan buku2 Islami terbaru terbitan tahun 2015. Dan dapatkan diskonnya.

http://www.honbookstore.com/

Silahkan kunjungi balik dan tinggalkan jejak alias komentar.

-Hon Book Store-

Unknown mengatakan...

smg Allah swt memberi hidayahnya pd kita agar lbh taat ....dan smg Allah mengampuni orang" yg menghina agama Allah

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons